Membaca Jejak Sejarah dalam Sajak Epik Karya Bara Pattyradja

BAGIKAN:


Ket. Sajak Epik dalam Buku Geser Dikit Halaman Hatimu. (Foto: FB Bara Pattyradja)
Oleh: Moehar Sjahdi*
 

maka catatlah ini
Alfonso de Alburqueque
siapapun yang mengutusmu
dengarkan aku!
orang terjajah
yang mati sekali
lahir beribu kali

catatlah ini
bukan mesiu
yang aku takutkan
tapi jalan jalan terbuka
dari Malaka ke Maluku.

Historia magistra vitae, sejarah adalah guru yang baik. Atas alasan sejarah jua, maka pengakuan tentang “orang terjajah” menjadi bukan sekadar rentetan pengalaman pada peristiwa silam. Lebih dari itu merupakan ekspresi mental dan kesadaran yang menubuh dalam setiap diri. Hal tersebut lantas ditegaskan melalui dua larik yang mengikutinya: “yang mati sekali/ lahir beribu kali.”

Beberapa larik dari penggalan sajak berjudul “Tiga Negeri dalam Satu Sajak Epik” karya Bara Pattyradja, penyair Indonesia asal Lamahala, Flores Timur, NTT, mengawali catatan ini, hemat saya, tidak lain sebagai sebuah titik jumpa antara teks sastra dengan dialektika sejarah. Oleh sebabnya, membaca sajak epik tersebut seperti sedang menziarahi diri sendiri. Kita tak hanya diajak menyimak bunyi-bunyi yang melirih, tapi sekaligus mengalami sunyi-sunyi yang memalung.     

Pada penggalan sajak di atas, terutama di tiga larik awal, konotasi tentang ziarah diri itu tepat diletakkan. Kemampuan sang penyair, tidak sekadar mendiksi, tapi pula menapak tilasi jejak “Alfonso de Alburqueque” sebagai—satu di antara—subyek antagonisme sejarah yang menandai keseluruhan awal bangunan teks. Lalu larik pertama, ketiga, kemudian lima larik paling akhir yang mewakili gaya khas romantisme namun berapi-api: “maka catatalah ini…/ siapapun yang mengutusmu, dengarkan aku!.../ catatlah ini/ bukan mesiu/ yang aku takutkan/ tapi jalan jalan terbuka/ dari Malaka ke Maluku…” 

Ziarah tersebut melintasi ruang dan waktu pada beberapa subyek yang berbeda, sebagai negasi dari antagonisme sejarah itu sendiri. Dari Pangeran Bualawa, Sultan Khairun hingga Sultan Baabullah. Dari negeri Alor Bungabali, Lamakera, Lebala, Terong Watanpao hingga Lamahala.

salam bagimu Pangeran Bualawa
gemetar lambung perahu thuma’ninah-ku
di jalan mana datuk datuk datang
dari lubuk gapi yang lengang
menebar kalimah
di Alor Bungabali, Solor Watanlema

daulat bagimu Sultan Khairun
darahmu yang harum
menggenangi Jaziratul Mulk
karena dusta Lopez de Mosquita
di bisu Benteng Gamlamo

berkah bagimu tuanku Baabullah Datuk Syah
72 negeri berdenyut di nadimu
tak tumpur pada meriam
tak lekang pada sejarah
….
salam bagimu Lamakera
kutub pulau yang tangguh

salam bagimu Lebala
mata awas samudra
selimut laut Sawu

salam bagimu Terong Watanpao
suluh di lubuk daratan
pucuk lontar yang rekah

salam bagimu Lamahala
tanah Troya
serambi Adonara
…. 
Sebuah Titik Jumpa

Sebagai ekspresi mental dan kesadaran, jelas bahwa sang penyair justru sedang menyuguhkan kepada khalayak pembaca tentang dimensi kesejarahan yang dialektis melalui bangunan teks sastra. Sebuah ikhtiar yang cukup imajinal mereduksi keumuman membaca sejarah secara kaku dan monoton. Atau apa yang saya istilahkan sendiri sebagai: titik jumpa.

Pada tahap ini, upaya tersebut dapat dipahami sebagai ‘cara’ atau ‘metode’ itu sendiri untuk memahami pesan kontekstual dari setiap larik dan bait sajak. Sebab bagaimanapun, subyektifitas pengarang adalah ‘tirai’ yang membatasi dirinya dengan pembaca. Untuk alasan tersebut, maka ‘dalil’ tentang the death of author-nya Barthes (1915-1980) bukan tidak mungkin bisa diafirmasi. Sebuah titik jumpa, dengan demikian, secara fungsionil lebih bersifat mediatif. Sehingga sebagai pembaca, melihat dari sudut pandang yang berbeda ialah pilihan.
      
Maka, Geserlah!

“Tiga Negeri dalam Satu Sajak Epik”, ialah satu di antara 31 sajak yang sengaja dipilih menjadi obyek pembahasan dalam ulasan sederhana ini. 31 sajak tersebut terhimpun menjadi sebuah buku puisi bertajuk Geser Dikit Halaman Hatimu (GDHH). Sebuah karya antologi Bara Pattyradja yang kelima. Segera setelah sebuah karya semi autobiografi ia lahirkan berjudul “Aku Adalah Peluru” (2019).

Uniknya, buku puisi lelaki hitam manis kelahiran 36 tahun silam ini, berbeda dengan buku puisi di Indonesia pada umumnya. Buku puisi ini dilengkapi dengan QR Code Audio Version Poetry Reading, sehingga dapat langsung mendengarkan puisi-puisi yang ada di dalamnya. Dibacakan oleh Olivia Zallianty, sang artis penuh talenta sekaligus adik kandung Marsela Zallianty itu. Lalu Azizah Zubaer, seorang pegiat sastra dan Bara Pattyradja sendiri yang diiringi oleh alunan nada musik oleh Kakanz dan Redy Afrians serta dua tembang lagu dari Erwin Lewulelek yang diaransmen oleh Hans Lemen.

Saya hendak menutup ulasan ini dengan sedikit mengulik beberapa larik puisi Geser Dikit Halaman Hatimu.
  
geser dikit
halaman hatimu
sebelum
slogan-slogan
membunuh
akal sehatmu
seperti iklan sabun colek
….. 

Secara keseluruhan, puisi ini memang hadir sebagai sebuah bentuk protes sosial atas realitas kehidupan di masyarakat yang terlampau dicemari oleh comberan kekuasaan yang saban waktu mengatasnamakan agama, ideologi, sentimen ras, etnis, dan lain-lain. Sebuah gambaran realitas sosial hari hari ini yang gamang dan banal, berjarak dari keadaban sosial itu sendiri.

Di samping itu, hemat saya, tepat di sini pesan simbolik yang diselipkan sang penyair dalam membangun teksnya. Setidaknya pada sepenggal puisi yang saya kutip di atas, ada penekanan pada diksi “akal sehatmu.” Bagi saya, sampai pada titik ziarah diri puitik itu hanya mampu digerakkan oleh akal sehat. Sebab pilihan melakukan ziarah ialah pilihan akal sehat.

Akan tetapi, hal tersebut justru bukan tanpa syarat. Mengapa? Sebab harus didahului dengan “geser dikit/ halaman hatimu.” Jika tidak, akibatnya “slogan-slogan/ membunuh/ akal sehatmu/ seperti iklan sabun colek.” Maka, geserlah!

*Penulis adalah Penikmat Sastra dan Sejarah



KOMENTAR

Nama

#Kita_Indonesia,19,#Pilpres2019,4,#RUUPesantrendanPendidikanKeagamaan.,1,Aceh utara,1,Afganistan,1,afrika,1,Agama,1,Agus,1,Agustina Doren,3,Ahok,4,Aksi 2 Desember,1,Aksi Damai,1,Aktivis,2,Alboin Samosir,1,Alfred R. Januar Nabal,1,Amandemen,1,Amnesti,1,Anas,1,Anastasia Rosalinda,1,Anastasia Rosalinda B,1,ANBTI,1,Andre Pareira,1,Angelo Wake Kako,1,Anies,1,Anies-Sandi,1,Anis Baswedan,1,Apel Kebangsaan,1,Artikel,18,AS,3,B ERITA PMKRI,1,BADJA NTT,1,Bandung,1,Banjarmasin,1,Bara Pattyradja,2,Bayi,1,Beijing,1,Beijng,1,Berita,2,berita PMKRI,2,Berita PMKRI Kupang,2,Berita PMKRI Pusat,16,Berita PMKRI Ruteng,2,Berita PMKRI Samarinda,2,Bhumibol,1,Bogor,2,Bogor Tolak Khilafah,1,Bone,1,BPK,1,BPKP,1,Buaya,1,BUMN,1,Bunda,1,Buni yani,1,Bupati Dogiyai,2,Bupati Lembata,1,BUPATI NAGEKEO,1,Cagub,1,Cegah Radikalisme,3,Cerpen,4,CHINA,1,Chrisantus Nana,1,cina,1,Cipayung Plus,1,covid-19,3,Daerah,77,Danrem samarinda,1,Demo Susulan,1,Demokrasi,7,Den Haag,1,Denpasar,1,Densus Tipikor,1,Desa Bantala,1,Desak,1,Dhani,1,Dialog,1,Dibekap,1,Dibenturkan,1,Diciduk,1,Diplomasi,1,Dipolisikan,1,Dirjen Bimas Katolik,1,Disintegrasi Bangsa,1,Ditangkap,4,Ditendang,1,Diteror,1,Djarot,1,DOGIYAI,2,DONASI BUKU,1,DPD,4,DPD-RI,1,DPR RI,1,DPRD Dogiyai,2,DPRD Kota Malang,1,DPRD NTT,1,dprd provinsi kaltim,1,Dukun,1,Duta Genre,1,Efraim Mbomba Reda,1,Ekologi,1,Eksekusi,1,Epenk Djawang,2,Era 4.0,1,Erens Holivil,1,ESDM,1,Fahri,1,Febby Siharina,1,Filipina,1,Flores Timur,2,Florianus Herminus Mau,1,Fokus,9,Freeport,2,Gabriel Toang,1,Gadungan,1,GAME ONLINE,2,Geert Wilder,1,Gempa Lombok,6,Gempa NTB,3,Gempa Palu,3,Gempa Palu #Kita_Indonesia,4,Glen Fredly,1,GMKI,5,GMKI Makassar,1,GMNI Makassar,1,GMNI Sumut,4,GP Ansor,1,Gratifikasi,1,Greget,1,Gubernur NTT,1,GUSDURian,1,Gusma,1,Habib Riziq,1,Habibie,1,Hacker WhatsApp,1,HAITI,1,Hari HAM,5,Hari Kartini,3,Hari Pahlawan,3,hari sumpah pemuda,3,Hari Valentine,1,Hillary,1,Hillary Clinton,1,HIMAPEN JABODETABEK,1,Hindari Kriminalisasi,1,Hoax,1,Human Trafficking,2,ICRP,1,ICW,1,Ignatius Pati Ola,1,IKASANTRI,2,Impor Garam,1,india,1,inggris,1,Intan,1,Intelijen,1,Internasional,51,Irak,4,IrmanGusman,3,ISIS,1,Islamophobia,1,Israel,1,Istri Dimas kanjeng,1,Jaga Toleransi,1,Jajak Pendapat,1,Jakarta,23,Jembatan Waima,1,JEMI BERE,1,Jipik,1,Jokowi,5,Jokowi.,1,Jurnalistik,1,Kabar PMKRI Maumere,4,Kabar IMCS,1,Kabar PMKRI,11,Kabar PMKRI Ambon,3,Kabar PMKRI Bogor,1,Kabar PMKRI Bogor.,1,kabar PMKRI Denpasar,1,Kabar PMKRI Jambi,1,Kabar PMKRI Makassar,5,Kabar PMKRI Malang,2,Kabar PMKRI Mataram,1,Kabar PMKRI Nasional,1,Kabar PMKRI Nias,2,Kabar PMKRI Palopo,1,Kabar PMKRI Pekanbaru,5,Kabar PMKRI Pematangsiantar,4,Kabar PMKRI Pontianak,1,Kabar PMKRI Ruteng,5,Kabar PMKRI Samarinda,4,Kabar PMKRI Sintang,2,Kabar PMKRI Yogyakarta,2,Kabinet Indonesia Maju,1,Kabupaten Malaka,1,Kabupaten NAGEKEO,2,Kalbar,1,Kalimantan Selatan,2,Kampanye,2,Kapolda,1,Kapolda Metro Jaya,1,Kapolri,3,Kasidi,1,katedral makasar,3,Katolik,1,Keberagaman #KitaIndonesia,1,Kebhinekaan,2,KEJAGUNG,1,Kejari,1,kejari sikka,1,kejati bengkulu,1,Kekerasan Militer,1,Kekerasan Seksual,1,Kembalikan,1,Kemenag,1,Kemendes PDTT,1,Kemenkumham,2,Kesehatan,2,Khawatir MUI Ditunggangi,1,Kita Indonesia,16,KOMDA PAPUA,1,komda sumbagsel,1,komda timor,1,Kominfo,18,Komnas HAM,2,Komnas Perempuan,1,kompas media,1,Komputer,1,koneksi internet,1,KontraS,2,Korem Samarinda,1,Korupsi,2,Korupsi Perum Perindo,1,KPK,4,KPU,1,KWI,1,Labuan bajo,1,LAMPUNG,2,Larantuka,1,Lembaga Kajian PP PMKRI,1,Lembaga Negara,1,Lidya Sartono,1,LIPI,1,LITERASI,1,LKK,1,LKPJ 2020,1,Logo PMKRI,1,Lulung,1,Mabim PMKRI Pontianak,1,Mahasiswa Papua,2,Mahmudi,1,Majelis Adat Dayak,1,Makasar,2,Makassar,1,Malang,1,MANGGARAI,2,Mario Fernandez,1,Mario Yosryandi Sara,2,Mars Wera,1,Maruarar Sirait,1,Marz Wera,1,Mata Rakyat,1,MEA,1,Megawati,1,meksiko,1,Menag,1,Menhan,1,Menkominfo,8,Menlu Tongkok,1,Michell Rompis,1,Militan,1,Militer,1,MIMIKA,1,MPAB,4,MPAB PMKRI Ruteng,1,MPAB/MABIM,1,Muchdi,1,Munir,1,Mutilasi,1,Myanmar,8,Nagekeo,1,Narkoba,1,Nasional,305,Natal 2018,1,Natal Bersama Kota Bogor.,1,Natalius Pigai,1,Nawacita Jokowi,2,Nawacita Jokowi Gagal,1,New York,3,Ngada,1,NKRI,1,NTT,2,NU,1,Obama,1,Okto Nahak,1,OMK,1,Opini,132,Orang Muda,1,Ormas,1,Otsus,2,Ovin Gili,1,Padang,1,Papua,7,Parade Bhineka Tunggal Ika,1,Pariwisata,1,Parno S. Mahulae,1,Partai Demokrat,2,Partai Komunis,1,Pasar Danga,1,Patung Buddha,1,Paulus Gemma Galgani,1,Paus,2,Paus Fransiskus,3,PB PMII,2,PBB,1,PDIP,1,Peduli Kemanuisan.,1,Pelayanan Publik,1,Pembangunan,1,Pemboman,2,Pemkot Malang,1,Pemkot Surabaya,1,pemprov jambi,1,Pemuda Katolik Papua Barat,1,Penangguhan,1,Pendidikan,2,Penembakan Anggota PMKRI,1,penistaan agama,1,Perbedaan,1,Perbup,1,Perempuan,1,PERMASNA,1,Pesan Prabowo,1,PHPT PP PMKRI,1,Pilkada,4,Pilkada Damai,1,Pilkada Jakarta,2,Pilpres 2019,5,Pilpres2019,5,PK Makassar,1,PKB,1,PLTP Mataloko,1,PMII,2,PMKRI,148,PMKRI Alor,1,PMKRI Ambon,4,PMKRI ATAMBUA,1,PMKRI Bali,2,PMKRI Balikpapan,1,PMKRI Bandar Lampung,4,PMKRI Banjarmasin,1,PMKRI Batam,1,PMKRI Bengkulu,12,PMKRI Bogor,2,PMKRI Cabang Ngada,1,PMKRI Calon Cabang Sambas,1,PMKRI Denpasar,3,PMKRI Ende,3,PMKRI Flores,1,PMKRI Gorontalo,1,PMKRI Gowa,2,PMKRI Jajakan Gowa,2,PMKRI Jakarta Pusat,20,PMKRI Jakarta Timur,2,PMKRI Jakarta Utara,6,PMKRI Jambi,6,PMKRI Jayapura,1,PMKRI Jember,1,PMKRI Jogja,1,PMKRI Juara,1,PMKRI Kalimantan Tengah,2,PMKRI Kapuas Hulu,2,PMKRI Kefa,2,PMKRI Kendari,3,PMKRI Kupang,14,PMKRI Lampung,3,PMKRI Langgur,6,PMKRI Larantuka,1,PMKRI Madiun,1,PMKRI Makassar,29,pmkri malaka,4,PMKRI Malang,9,PMKRI Manado,6,PMKRI Mataram,2,PMKRI Maumere,21,PMKRI Medan,5,PMKRI Ngada,1,PMKRI Nias,1,PMKRI Padang,1,Pmkri palangka Raya,7,Pmkri palangkaraya,3,PMKRI Palembang,8,PMKRI Palopo,12,PMKRI Palu,1,PMKRI Papua,2,PMKRI Peduli,6,PMKRI Pekanbaru,2,PMKRI Pematangsiantar,4,PMKRI Pontianak,1,PMKRI Regio Timor,1,PMKRI Ruteng,1,PMKRI Samarinda,10,PMKRI Sambas,1,PMKRI Saumlaki,1,PMKRI Siantar,6,PMKRI Sibolga,1,PMKRI Sintang,1,PMKRI Sorong,1,PMKRI Sumatera,1,PMKRI Sungai Raya,2,PMKRI Surabaya,7,PMKRI Surakarta,4,PMKRI Timika,1,PMKRI Timor,2,PMKRI Tomohon,2,PMKRI Tondano,4,PMKRI Toraja,11,PMKRI Tual,1,PMKRI Yogyakarta,1,PMRI Ende,1,PNS,1,Polemik UPR,1,Polisi,3,Politik,12,Politisasi SARA,1,POLRES KUPANG KOTA.,1,POLRES Sikka,1,POLRI,1,POLTEK Kupang,1,PP GMKI,2,PP PMKRI,39,PPKM,1,Presiden,1,Press Release,5,Pribumi,1,Profil,4,Prolegnas,1,Prostitusi Online,2,Puisi,15,Pungli,1,Putin,1,Radikalisme,1,Raja,1,RAKERNAS,1,RAKERNAS PMKRI,3,Ratna Sarumpaet,1,Refleksi Hari Kartini,2,Regial,2,Regional,264,Regional. PMKRI Sumatera,1,Rendi,1,Rendy Stevano,2,Restu Hapsari,1,Rikard Djegadut,1,Rinto Namang,1,Risma,1,Rizieq,2,Robertus Dagul,4,RSUD TC.HILLERS MAUMERE,1,RUAC,1,Rudal,1,Rumah,1,Rusia,1,RUU Masyarakat Adat,1,RUU PKS,1,Sakinem,1,salman khan,1,Samarinda,3,Samarinda.,1,Sandiaga,1,satelit 6G,1,SENAT Mahasiswa,1,Seribu Lilin,1,Setya Novanto,2,Siaran Pers,3,SIKKA,2,Sistem,1,Siti Zuhro,1,Somalia,1,SPI,1,STKIP Betun,1,Stop Kekerasan Terhadap Perempuan,1,Strategi,1,Sukmawati,1,sulawesi barat,1,Sulawesi Selatan,2,sulsel,1,Sumba Timur,1,Suriah,1,Survei,1,Swedia,1,Tahan Ahok,1,Tahun Baru 2019,1,Taliban,1,Tanjung Balai,1,Tedy Ndarung,1,telegram kapolri,1,Teologi Maut,1,Tepo Seliro,1,Teresa,1,Terorisme,3,Thomas Tukan,2,Thomson Sabungan Silalahi,1,TKW,1,TNI,3,Tolak HTI,2,Tomson Silalahi,1,Tondano,1,toraja,2,Transaksi,1,Trump,3,Tumor Ganas,1,Uang,1,UNDANA Kupang,1,Unipa Maumere,2,Uskup Kupang,1,Ustad Yahya Waloni,1,UU ITE,1,Vaksin,3,Vatikan,6,Vebivorian,1,Verbivorian,8,Verbivorian. PMKRI Jakarta Pusat,2,Waduk Lambo.,1,Wali Kota,1,WaliKota,1,Wanita Berjilbab,1,Wartawan,1,Wartawan TEMPO,1,WhatsApp,1,WHO,1,Wikileaks,1,Wiranto,1,Wuhan,1,Xi Jimping,1,Yensiana,1,Yogen Sogen,4,
ltr
item
Verbivora.com: Membaca Jejak Sejarah dalam Sajak Epik Karya Bara Pattyradja
Membaca Jejak Sejarah dalam Sajak Epik Karya Bara Pattyradja
“maka catatalah ini…/ siapapun yang mengutusmu, dengarkan aku!.../ catatlah ini/ bukan mesiu/ yang aku takutkan/ tapi jalan jalan terbuka/ dari Malaka ke Maluku…”
https://3.bp.blogspot.com/-0HmdYmoOcBk/XOAUA5L8ZYI/AAAAAAAAByM/aWyCGgSKPxIkSd12DApwawxaCD51vqtEwCLcBGAs/s640/460dc9cd-cf4d-41b3-a986-9ff00c5fe950%2B%25282%2529.jpg
https://3.bp.blogspot.com/-0HmdYmoOcBk/XOAUA5L8ZYI/AAAAAAAAByM/aWyCGgSKPxIkSd12DApwawxaCD51vqtEwCLcBGAs/s72-c/460dc9cd-cf4d-41b3-a986-9ff00c5fe950%2B%25282%2529.jpg
Verbivora.com
https://www.verbivora.com/2019/05/membaca-jejak-sejarah-dalam-sajak-epik.html
https://www.verbivora.com/
https://www.verbivora.com/
https://www.verbivora.com/2019/05/membaca-jejak-sejarah-dalam-sajak-epik.html
true
1552102979589694575
UTF-8
Semua postingan Belum ada postingan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal Balas Delete Oleh Home HALAMAN POSTINGAN Lihat Semua Rekomendasi LABEL ARSIP SEARCH SEMUA POSTINGAN Tidak ditemukan postingan yang Anda cari Home Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mgu Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit lalu $$1$$ minutes ago 1 jam lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago lebih dari 5 minggu lalu Follower Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy