KUPANG, VERBIVORA.COM- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang gelar aksi demonstrasi di depan POLDA NTT untuk merespon kunjungan KAPOLRI ke NTT, Sabtu (3/4/2021).
Aksi Demonstrasi ini dilakukan secara spontan saat rombongan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo M,Si. tiba di depan Polda NTT dan hendak memasuki gerbang Markas Kepolisian Daerah NTT.
Beberapa aktivis PMKRI Cabang Kupang yang berada di depan POLDA NTT terlihat memegang spanduk bertuliskan "Copot Kapolres Manggarai Barat"
PMKRI Kupang melakukan aksi spontan ini sebagai bentuk dukungan kepada PMKRI Cabang Ruteng atas dugaan tindakan intimidasi yang dilakukan oleh Kapolres Manggarai Barat terhadap Ketua PMKRI Ruteng beberapa waktu lalu.
Dikabarkan sebelumnya, saat melakukan audiensi bersama Pengurus PMKRI Cabang Roteng pada senin (29/3/2021), Kapolres Manggarai Barat AKBP Bambang Hari Wibowo, S.I.K, M.Si menyinggung mengenai pernyataan sikap PMKRI Cabang Ruteng terkait penganiayaan terhadap warga oleh aparat Polres Manggarai Barat dan TNI dari Dandim Manggarai Barat di Sirimase, Kec. Ndoso, Kab. Manggarai Barat pada 16 Februari 2021 lalu.
Kapolres Manggarai Barat menyebut pernyataan tersebut tidak sesuai dengan fakta dan merugikan Institusi Polres Manggarai Barat, Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Dandim Manggarai Barat.
Oleh karena itu Kapolres meminta Hendrikus Mandela meminta maaf. Namun, Hendrikus Mandela menolak seraya berusaha memberikan penjelasan atas pernyataan-pernyataan yang dipermasalahkan.
Terjadi perdebatan antara Kapolres Manggarai Barat dan ketua PMKRI Cabang Ruteng. Saat perdebatan tersebut ruangan telah dipenuhi oleh anggota polisi dari reskrim, situasi semakin riuh dan Kapolres meminta anggotanya untuk melakukan penahan apabila Hendrikus tidak bersedia minta maaf.
Akibat kondisi tersebut dan tekanan yang kuat Hendrikus terpaksa bersedia minta maaf lewat video yang direkam untuk disebarkan oleh pihak POLRES Manggarai Barat.
Presidium Pendidikan dan Kaderisasi PMKRI Kupang, Robert Dagul menilai, dugaan tindakan intimidasi yang dilakukan oleh Kapolres Mabar beserta jajarannya terhadap Ketua PMKRI Ruteng atas video pemaksaan menyampaikan permohonan maaf di Polres Mabar telah mencoreng simbol organisasi dan nama baik institusi PMKRI.
“ini dugaan tindakan yang sangat tidak terpuji yang dilakukaan oleh Kapolres Mabar terhadap simbol organisasi dan nama baik lembaga PMKRI sendiri, maka kedatangan kapolri kiranya membawa sinyal baik untuk segera mencopot Kapolres Mabar dari jabatannya,” tegas Robert kepada wartawan di depan POLDA NTT, sabtu (3/4/2021).
Hal senada disampaikan oleh Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Kupang, Rino Sola yang menyayangkan tindakan yang tidak bermoral tersebut.
"Kapolres gagal merepresentasikan semangat POLRI yaitu perubahan sistem dan metode organisasi," tegas Rino
Rino menilai, tindakan intimidasi terhadap ketua PMKRI Ruteng merupakan perbuatan yang keliru dan jauh dari profesionalisme POLRI. Perbuatan itu bisa menjadi presenden buruk bagi intsansi kepolisian dalam menyelesaikan suatu masalah, ini juga menjadi batu sandungan bagi institusi kepolisian dalam mereformasi pelayanan di dalam tubuh Polri itu sendiri.
“PMKRI Kupang sangat menyayangkan dugaan tindakan tidak bermoral tersebut karena Kapolres gagal merepresentasikan semangat Kapolri yaitu perubahan sistem dan metode organisasi serta jauh dari profesionalisme Polri itu sendiri,” tuturnya.
Terkait kedatangan kapolri, Ketua PMKRI Kupang, Alfred Saunoaf mengucapkankan selamat datang di Nusa Tinggi Toleransi dalam menjaga Kamtibmas di masa Paskah bagi umat Kristiani. Semoga kedatangan Kapolri di Nusa Tenggara timur membawa dampak positif terhadap penegakan hukum di NTT.
“Pada momentum ini juga kami mendesak Kapolri dan Kapolda untuk segera mencopot Kapolres Mabar atas dugaan tindakan intimidasi terhadap Ketua PMKRI Ruteng, Saudara Hendikus Mandela beberapa hari yang lalu,” ungkap Alfred.
“Tindakan itu tidak mencerminkan sisi humanis dari institusi kepolisian. Justru tindakan yang tersebut mencederai nama intitusi kepolisian itu sendiri,” tutupnya. *(JM)
KOMENTAR