Indonesia Emas 2045, Dimulai Dari Diri Sendiri

Opini-Verbivora.com – Visi Indonesia Emas 2045 menitikberatkan pada pembangunan pendidikan, teknologi, dan peradaban. Indonesia diharapkan menjadi pusat keunggulan dalam bidang ini, menjadi negara yang berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan global. Selain itu, pemerintah dan masyarakat diinginkan dapat berkolaborasi secara sinergis, menjauhkan diri dari praktik korupsi, sehingga membangun tata kelola yang baik dan bermartabat.

Pada aspek infrastruktur, visi Indonesia Emas 2045 mendorong pembangunan yang merata di seluruh penjuru negeri. Dengan infrastruktur yang solid dan merata, diharapkan potensi dan kesempatan pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Selanjutnya, Indonesia juga diimpikan menjadi negara yang mandiri dan memegang peran sentral di Asia Pasifik, diakui sebagai kekuatan yang berpengaruh dalam berbagai aspek.

Impian Indonesia Emas 2045; Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur

Sebagaimana terdapat pada panduan Ringkasan Eksekutif Visi Indonesia 2045 oleh Kementrian PPN/Bappenas 2019 dengan tema “Indonesia 2045: Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur” dijelaskan bahwa impian indonesia yaitu; (1) sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia; (2) masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika; (3) Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi, dan peradaban dunia; (4) masyarakat dan aparatur Pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi; (5) terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia; (6) Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik; dan (7) Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca Juga: Kembangkan Kualitas SDM,PP PMKRI Adakan Pelatihan Jurnalistik di Ambarawa

Kemudian dalam mewujudkan impian tersebut, Indonesia memiliki Visi yang dapat menjadikan impian tersebut menjadi kenyataan. Adapun Visi Indonesia disebut dengan 4 (empat) Pilar, yakni; (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Kesimpulannya, bukanlah hal yang mudah untuk menciptakan Indonesia yang berdaulat, maju, adil dan makmur. Namun harus dengan dukungan dari segala pihak di Indonesia.

Peran Pemuda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Bergerak dari impian Indonesia tersebut, salah satu yang paling penting yakni sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.

Menyongsong tahun 2045 tersebut tentunya sebagian besar keberhasilan dalam menjalankan visi harus didasari pada keinginan setiap masyarakat (sumber daya manusia) untuk maju. Pada tahun tersebut, Indonesia genap berusia 100 Tahun alias satu abad. Usia yang dapat dikatakan sudah cukup lama, tentunya target untuk menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya harus dapat tercapai. Dengan begitu pentingnya seluruh masyarakat indonesia untuk bersatu untuk menciptakan Indonesia Emas 2045.

Berbicara tentang sumber daya manusia yang unggul berarti membahas pemuda saat ini, karena dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 merupakan tanggung jawab besar dari generasi muda.

Baca Juga: Gelar Jambore Kewirausahaan, Ketua PP PMKRI: Salah Satu Kunci Menyongsong 2045

Dengan begitu kualitas pemuda saat ini harus semakin ditingkatkan. Namun, seperti yang sudah banyak diketahui, kehidupan pemuda saat ini sudah banyak yang tidak berbau akademis. Banyak yang sudah melenceng dari jalur yang kita pandang baik untuk pembobotan, walaupun sekarang ini tidak melulu akademis yang berhasil.

Namun hal tersebut menjadi fokus utama dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. Dewasa ini, banyak pemuda maupun mahasiswa yang diharapkan berkarya dan menjadi patron generasi emas 2045. Namun banyak hal yang menjadi catatan tersendiri bagi Penulis secara pribadi, dimana penggunaan digital yang banyak disalahgunakan dalam hal yang berbau negatif. Namun tidak menutup mata bagi saudara generasi muda yang menggunakan digital dengan bijak.

Mempersiapkan generasi muda bukanlah tanggung jawab perseorangan melainkan tanggung jawab kita bersama, menurut hemat saya, dalam pemikiran mikro mempersiapkan generasi muda adalah tanggung jawab orang tua, bila saya boleh berbicara dalam makro ini juga merupakan tanggung jawab negara, di mana negara menyediakan sarana dan prasarana untuk menjadi tempat dan berhimpun kaum milenial, yang menjadi perhatian khusus pemerintah adalah pemerataan pendidikan, kita lihat bersama layaknya kota-kota di Indonesia harus tersedia universitas yang mumpuni dalam campur tangan pemerintah tentu saya berbicara mengenai universitas Negeri. Sehingga dapat mendukung pemuda Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia.

Baca juga: Rayakan Dies Natalis Ke-76, Ketua PP PMKRI: Momentum Merefleksikan Nilai Juang Sebagai Spirit Kaderisasi

Menyongsong Indonesia Emas 2045, dimulai dari Diri Sendiri.

Di situasi yang penulis amati di kota domisili penulis yang merupakan kota kebanggaan yang luar biasa yaitu Kota Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar dapat dikatakan kota yang begitu indah dengan berbagai keberagaman, banyak yang menyatakan kota Pematangsiantar Siantar merupakan kota Pendidikan, bagaimana tidak kota ini sudah melahirkan Para tokoh Nasional Sebutlah mantan Wakil Presiden Adam Malik Batubara, filsuf Muslim Harun Nasution, petinju Syamsul Anwar Harahap, pencipta lagu-lagu perjuangan Cornel Simanjuntak, mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hankam, TB Silalahi, mereka lahir di Pematang Siantar. Seiring dengan berjalannya waktu, sumber daya manusia yang unggul dari kota ini dapat dikatakan menurun.

Tentunya untuk kembali menggairahkan semangat pemuda di Kota ini, pentingnya kesadaran dari dalam diri sendiri. Sebagai salah satu agen perubahan, pengabdian merupakan salah satu tugas yang penting. Mengabdi berarti bersedia mentransfer hal yang dimiliki dalam berbagai aspek dan bidang keilmuan.

Pengabdian bukan berarti harus menjadi seorang ASN, namun jauh lebih baik ketika pengabdian dilakukan oleh segenap masyarakat. Pengabdian dari diri sendiri di kota Pematangsiantar berupa bentuk dukungan kepada negara Indonesia, dengan mengecam pendidikan sebaik mungkin dan mempergunakannya dalam meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

Mulai dari hal kecil hingga hal besar dapat dilakukan, contohnya ikut serta mendukung pemerintah setempat dalam program kerja yang benar-benar dapat meningkatkan kualitas dan keunggulan lokal. Berkarya melalui passion yang dimiliki, dengan meningkatkan softskill yang sangat dipentingkan di Era Industri 4.0.

Salah satu bentuk pengabdian dari diri selaku penulis, yakni terlebih dahulu berbenah diri, kemudian saya ingin merencanakan melakukan suatu pengajaran untuk melatih softskill, baik dari tingkah laku maupun kebiasaan yang saya lakukan. Tidak harus dalam skala besar, bisa dimulai dari ukuran terkecil misalnya beberapa kelompok orang contohnya dalam organisasi Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)

Berperilaku sebagai sosok yang bertanggungjawab dan belajar dengan sungguh-sungguh. Semoga hal tersebut akan terlaksana dalam kehidupan sehari-hari penulis. Dengan demikian hal tersebut tentunya dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terkhusus pemuda di Kota Pematang Siantar yang juga mendukung Indonesia Emas 2045 dari diri sendiri.

Penulis:Tony Sahputra Simanjorang, mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Ketua BEM Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar, Pengurus Harian Cabang di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pematangsiantar.

RELATED ARTICLES

Most Popular