Hillary Masih Ungguli Trump Dalam Jajak Pendapat

HILLARY UNGGULI TRUMP. NEW YORK, verbivora.com – Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat Hillary Clinton masih memimpin klasemen pada hasil sementara jajak pendapat nasional. Di sebagian besar negara-negara bagian di Amerika Serikat Hillary masih memuncaki posisi dalam pertarungannya dengan Donald Trump calon Presiden dari Partai Republik.

Hillary Masih Ungguli Trump Dalam Jajak Pendapat
Hillary Clinton dan Donald Trump dalam debat capres AS putaran ketiga atau terakhir.  Sumber: Reuters

Berdasarkan hasil jajak pendapat yang dihimpun Reuters/Ipsos sebagaimana dikutip Antara, Minggu, (30/10/2016), Hillary meninggalkan Donald Trump dengan selisih 15 persen poin di antara pemilih-pemilih yang akan memberikan suara lebih awal dari jadwal Pemilu (early voting).

Sementara itu, United States Election Project dari Universitas Florida, memperkirakan sebanyak 18 juta rakyat Amerika akan memberikan suara pada Pemilu atau sekitar 20 persen dari suara elektorat. Secara umum, Hillary tetap berada di jalur memenangkan mayoritas suara di Electoral College.Hasil puncaknya akan ditentukan melalui penyelenggaraan pemilihan umum mendatang.

Hasil Hillary Clinton ini tidak lepas dari performanya dalam perdebatan beberapa kali dengan Donald Trump. Perdebatan tersebut bisa jadi sebagai ajang festival gagasan sekaligus penegasan siapakah yang pantas untuk menggantikan Presiden sebelumnya yakni Barack Obama.

Kedua kandidat ini memang telah menyelesaikan pertarungan dalam debat presiden putaran ke tiga atau terakhir pada 20 Oktober lalu. Debat terakhir antara Hillary Clinton dan Donald Trump, selain sebagai puncak dari kampanye menuju Gedung Putih, sekaligus menutup ‘pertempuran’ pemilu yang dianggap paling buruk dalam sejarah Amerika Serikat.

Harus diakui bahwa isu terkait skandal pelecehan seksual tentu merugikan Trump dalam perjuangannya menuju Gedung Putih, meskipun Trump menyangkal tuduhan tersebut dan menghembuskan kekhawatiran jika pemilu telah dicurangi untuk memenangkan Hillary. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab posisi Trump masih berada di bawah Hillary.

Karena itu, ahli strategi Partai Republik Charlie Black seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/10/2016) telah mewanti-wanti agar Trump lebih terfokus pada isu-isu efektif dan tidak terjebak dalam opini yang dihembuskan Hillkary. “Dia harus berbicara tentang isu-isu secara efektif dan tidak terjebak dalam lumpur, dan dia harus berbicara tentang perkerjaan,” kata Charlie.

Diberitakan sebelumnya, Hillary terus mengungguli Trump dalam debat pertama pada 26 September dan debat kedua pada 9 Oktober lalu. Kendati demikian, besarnya dukungan untuk Hillary terus menurun sejak debat pertama. Dalam debat pertama, Hillary mengungguli Trump dengan 62 persen melawan 27 persen.

Separuh atau sekitar 50 persen dari responden yang menonton debat, mengaku mereka lebih sepakat dengan Hillary untuk sejumlah isu penting. Sedangkan 47 persen responden lainnya mengaku lebih sepakat dengan Trump.

Polling itu juga menunjukkan, sekitar 61 persen responden menyebut Hillary memiliki pemahaman isu yang lebih baik, dibanding Trump yang hanya didukung 31 persen responden. Sementara itu kesiapan menjadi Presiden AS, sebanyak 59 persen responden menyebut Hillary lebih siap, dibanding 35 persen yang menyebut Trump lebih siap.* (Andy Tandang)

RELATED ARTICLES

Most Popular