Jakarta, Verbivora.com – Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI) menggelar malam puncak Dies Natalis ke-76 tahun PMKRI St. Thomas Aquinas di Unika Atma Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (4/6/2023)
Acara malam puncak Dies Natalis ke-76 tahun tersebut dengan mengusung tema “Mengabdi Untuk Negeri, Menyongsong 2045” sebagai momentum konsolidasi nasional untuk distribusi kader menyongsong Indonesia Emas.
“Kita patut bersyukur dan berterima kasih atas kontribusi yang diberikan oleh keluarga besar PMKRI pada negara dan perjalanan perhimpunan sehingga nama besar perhimpunan dapat dikenal di publik,”ucap Ketua Presidium, Tri Natalia Urada dalam pidato kebangsaan.
Baca: HUT PMKRI Ke-76: PMKRI Jayawijaya Adakan Gerakan Penanaman 500 Bibit Pohon
Ketua PP PMKRI: Wujudkan SDM Unggul
Tantangan bonus demografi di Indonesia diperkirakan akan menghadapi era bonus demografi beberapa tahun ke depan, tepatnya pada tahun 2030 hingga 2045 mendatang. Bonus demografi yang dimaksud adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia non produktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Permasalah pendidikan masih menjadi permasalahan yang serius seperti kualitas peserta didik dan fasilitas pendidikan terutama yang jauh dari perkotaan menjadi tantangan serius untuk kita sebagai anak bangsa
“Ini menjadi tantangan kita agar menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang matang dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat menghasilkan SDM unggul, kualitas dan harus memiliki karakter,”kata Tri Natalia
Tri Natalia Urada: PMKRI Siap Kawal Pemilu 2024
Memasuki tahun politik ini, kita akan menyelenggarakan pesta demokrasi tentu sangat diperluhkan akan keterlibatan kita untuk mengawal Pemilu agar dapat berjalan sesuai dengan konstitusi yang berlaku.
“Ini bukan pekerjaan yang mudah melainkan tanggungjawab yang besar dalam menentukan masa depan bangsa dan negara kita karena dengan melibatkan pemilih yang sangat besar. Oleh karena itu, sangat penting akan pendidikan politik agar menjadi filter yang bisa memitigasi konflik akibat akses politik 5 tahun,”tambahnya
Bukan menjadi rahasia umum, tahun politik sering dimanfaatkan oleh beberapa elit politik bukan untuk menyampaikan ide dan gagasan dalam membangun bangsa dan negara di tengah keberagaman tetapi didominasi memainkan isu etnis, suku bahkan agama yang dapat menciptakan konflik sesama anak bangsa
“Sebelum terjadi polarisasi ekstrem di tengah masyarakat, kita harus bergerak cepat untuk memberikan edukasi politik kepada masyarakat, mendorong pengetahuan wawasan kebangsaan yang lebih luas sehingga masyarakat mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai visi indonesia serta memiliki landasan yang kokoh agar tidak jatuh pada nilai-nilai yang merugikan bangsa,”pungkas Tri Natalia Urada
